IDXChannel - Jelang hari Armuzna, para jamaah haji Indonesia diingatkan bagaimana menjalankan protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker yang berfungsi sebagai pelindung dari Covid-19 dan penyakit pernafasan lainnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) pada Senin (4/7) pukul 16.00 WAS, secara total sebanyak 68.719 jamaah mendapatkan perawatan rawat jalan baik di kloter, pos kesehatan sektor, maupun Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Sementara 528 jamaah mendapatkan layanan rawat inap.
Dimana penyakit Hipertensi menempati urutan pertama sebagai penyebab penyakit dengan total 10.342 kasus. Sementara batuk pilek di posisi kedua dengan total 9.975 kasus dan Saluran pernafasan akut di tempat ketiga dengan 4.612 kasus.
Kemudian, posisi keempat diisi dengan nyeri otot sebanyak 3.808 kasus. "Biasanya tren penyakit paru mulai meningkat setelah Armuzna” ujar dr. Andy Siregar, Spesialis Paru, Tim Dokter KKHI Makkah, dalam laman Kemenkes, Selasa (5/7/2022)
Menurut dr. Andi, masker dipakai dengan benar dengan tidak dibasahi. Karena tindakan tersebut, menurunkan bahkan menghilangkan efektivitas masker dalam menyaring partikel membahayakan.
Sebab pemakaian masker dapat menyaring berbagai bakteri,virus, dan jamur masuk ke saluran nafas. "Jangan sama sekali, tidak boleh. Itu justru merusak membran dari masker untuk menyaring virus dan bakteri," jelas dr Andy.
Dengan demikian, ia menyarankan agar para jamaah segera mengganti masker. Bila kondisi masker sudah basah atau kena cairan.
Dia menambahkan bahwa setiap enam sampai delapan jam pemakaian, masker juga harus diganti. “Kalau kena cairan atau basah, masker juga harus diganti. Karena kalau sudah kena cairan, membran maskernya sudah rusak, jadinya untuk menyaring virus dan bakteri sudah tidak bagus lagi” imbuhnya.
(NDA)