Di tingkat nasional, Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) Bank Indonesia mencatat bahwa pangsa aktivitas usaha syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan II-2023 mencapai 46,71 persen atau sebesar Rp9.826,8 triliun.
Selain itu, kontribusi pembiayaan syariah bagi UMKM hingga Maret 2024 tercatat sebesar Rp161,03 triliun. Angka ini merupakan 81,66 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan 59,88 persen dari target Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2019–2024.
Pertumbuhan ekonomi syariah juga didukung oleh kinerja sektor Halal Value Chain (HVC), yang tumbuh sebesar 3,93 persen pada 2023. Sektor unggulan HVC, seperti pertanian, makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, serta fesyen muslim, terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap ekonomi nasional, bahkan menopang hampir 23 persen dari total ekonomi Indonesia pada 2023.
Dari aspek infrastruktur pendukung Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah, hingga September 2024, telah terbentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di 31 Provinsi diseluruh Indonesia. Sebagaimana KNEKS di tingkat pusat, KDEKS dalam hal ini merupakan akselerator pengembangan Ekonomi Syariah Daerah yang memimpin sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan ditingkat Daerah.