IDXChannel - Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Muhammad Nuh mengatakan, saat ini terlihat tanda-tanda era baru kebangkitan perwakafan nasional.
Hal ini terlihat dari tiga pilar. Pertama, wakif atau orang yang berwakaf. Kedua, harta wakaf yang semakin beragam sehingga lebih fleksibel dalam menunaikan maupun mengelolanya. Ketiga, Nazhir sebagai pengelola dana wakaf. Semuanya harus dibingkai dengan akad dengan niat untuk berwakaf.
"Dari sisi wakif, sekarang muncul kesadaran kolektif lintas struktur sosial untuk berwakaf. Jadi tidak hanya yang kaya saja tetapi miskin, tua, muda, mahasiswa, institusi, perorangan, pejabat profesional juga berwakaf," ujarnya dalam acara "Kebangkitan Wakaf untuk Indonesia" secara virtual, Sabtu (22/5/2021).
Dia melanjutkan. dari sisi harta wakaf semakin beragam. Jika dulu berupa tanah yang hanya diperuntukkan untuk makam, masjid, madrasah, kini kembangkan lagi lebih luas. "Itu salah tetapi itu saja tidak cukup. Sehingga sekarang muncul wakaf uang dan itu sangat fleksibel. Ada saham, intellectual property, dan lain-lain," ungkapnya.
Dari sisi akad, ekosistem digital membuat transaksi menjadi lebih mudah, transparan, dan akuntabilitas tinggi. Kemudian Nazhir sebagai pengelola dana wakaf harus mempunyai profesionalitas dan kompetensi dalam mengelola harta wakaf untuk membangun kepercayaan publik.