Sebelumnya, Kemenag telah melakukan pemantauan bulan atau rukyatul hilal di 125 titik di seluruh Indonesia untuk menentukan tanggal 1 Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Sidang isbat dilaksanakan secara tertutup. Sidang isbat itu dihadiri Komisi VIII DPR, pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kemenag.
Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya telah menjelaskan, kelaziman penentuan awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijjah di Indonesia menggunakan metode rukyat dan hisab. Hisab sifatnya informatif dan kedudukan rukyat sebagai konfirmasi dari hisab.
Cecep membeberkan bahwa di wilayah Indonesia, hilal seluruh Indonesia terlihat antara 3.10 derajat sampai 34.68 derajat. Dimana sudut elongasi atau garis lengkung mencapai 4.78 derajat hingga 6.40 derajat di wilayah Provinsi Aceh yakni di Sabang dan Banda Aceh.
“Pada hari rukyat tanggal 28 Februari 2024, tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara 3,10 derajat sampai dengan 4,68 derajat dan elongasi antara 4,78 derajat sampai 6,40 derajat di wilayah Barat Laut di Provinsi Aceh NKRI, termasuk di Sabang dan Banda Aceh telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS,” ujarnya.
(Dhera Arizona)