sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Turun 16 Persen, Nilai Perdagangan Halal RI Capai Rp828 Triliun hingga Oktober 2023

Syariah editor Ikhsan Permana SP/MPI
19/12/2023 15:00 WIB
(Kemendag) mencatat, total perdagangan halal Indonesia mencapai USD53,4 miliar atau sekitar Rp828,23 triliun.
Turun 16 Persen, Nilai Perdagangan Halal RI Capai Rp828 Triliun hingga Oktober 2023 (Foto MNC Media)
Turun 16 Persen, Nilai Perdagangan Halal RI Capai Rp828 Triliun hingga Oktober 2023 (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, pada periode Januari hingga Oktober 2023, total perdagangan halal Indonesia, baik ekspor maupun impor mencapai USD53,4 miliar atau sekitar Rp828,23 triliun (Kurs Rp15.510 per USD).

"Total perdagangan halal kita baik ekspor maupun impor mencapai USD53,4 miliar. Produk halal ekspornya itu mencapai USD42,3 miliar, dan impornya USD11,1 miliar," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi dalam acara Media Briefing Publikasi Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Menurutnya, angka tersebut turun jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 yang mencapai USD75,4 miliar atau turun 16,35%.

"Tapi saya sampaikan tadi bahwa secara volume di Januari-Oktober 2023 itu tidak kalah. Kita volume ekspornya di banding 2022. Sehingga sebetulnya kemampuan ekspor kita sepanjang ini baik-baik saja," ujarnya.

Di sisi lain, neraca perdagangan terkait produk halal Indonesia periode Januari-Oktober 2023 mengalami surplus sebesar USD37,3 miliar.

"Alhamdulillah sepanjang ini kita bisa membubuhkan surplus terus dari neraca perdagangan terkait produk halal. Di 2023 Januari-Oktober, surplus perdagangan halal kita sebesar USD37,3 miliar, memang turun dibanding 2022 di periode yang sama," tuturnya.

Didi berharap, impor produk halal semakin menurun karena pihaknya berencana untuk melakukan substitusi produk-produk halal yang selama ini diimpor.

"Memang contoh beberapa kosmetik misalnya, kosmetik itu kayak merek-merek brand ternama yang agak sulit disubsitusi, tapi sebetulnya bisa itu disubsitusi dengan kesadaran bahwa rakyat Indonesia terutama di kaum muslim misalnya hanya akan menggunakan kosmetik yang halal, sehingga produk yang belum ada halalnya dari luar negeri kosmetik sudah ditinggalkan. Ini yang membantu gerakan konsumsi halal nasional," pungkasnya.

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement