"Alhamdulillah sepanjang ini kita bisa membubuhkan surplus terus dari neraca perdagangan terkait produk halal. Di 2023 Januari-Oktober, surplus perdagangan halal kita sebesar USD37,3 miliar, memang turun dibanding 2022 di periode yang sama," tuturnya.
Didi berharap, impor produk halal semakin menurun karena pihaknya berencana untuk melakukan substitusi produk-produk halal yang selama ini diimpor.
"Memang contoh beberapa kosmetik misalnya, kosmetik itu kayak merek-merek brand ternama yang agak sulit disubsitusi, tapi sebetulnya bisa itu disubsitusi dengan kesadaran bahwa rakyat Indonesia terutama di kaum muslim misalnya hanya akan menggunakan kosmetik yang halal, sehingga produk yang belum ada halalnya dari luar negeri kosmetik sudah ditinggalkan. Ini yang membantu gerakan konsumsi halal nasional," pungkasnya.
(FAY)