Tangguh Yudha
Tessar menyebut dengan metode tersebut bisa memperluas cakupan optimasi ke berbagai platform AI dan kanal digital lain. Teknologi ini memungkinkan konten dioptimalkan secara simultan dalam berbagai platform AI seperti ChatGPT, Gemini, DeepSeek, Perplexity, Mistral, Claude, dan Meta AI.
"GEO lahir dari pemahaman bahwa konsumen modern tidak lagi bergantung pada satu sumber informasi. Mereka bergerak dinamis antara mesin pencari tradisional, media sosial, dan asisten AI," kata Tessar pada Rabu (5/2/2025).
Tessar menjelaskan inovasi tersebut terbukti meningkatkan visibilitas brand secara signifikan. Tak tanggung-tanggung, beberapa pengguna bahkan mencatatkan pertumbuhan traffic organik hingga 400 persen dalam 6 bulan pertama.
"Keunggulan teknologi GEO terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan evolusi AI. Sistem ini memastikan brand tetap relevan dan mudah ditemukan di manapun target market mereka berada," imbuhnya.
Tessar menyampaikan, formula GEO yang diinisiasi Arfadia mengutamakan empat pilar dalam pengaplikasikannya. Keempat pilar tersebut, yakni optimasi konten multi-platform, analitik real-time, adaptasi konten berbasis AI, dan strategi visibilitas sesuai platform.
(Ibnu Hariyanto)
