Menariknya, Airlangga mengatakan bahwa mobil listrik Omoda E5 menggunakan baterai berbasis nikel. Padahal, produsen asal China itu memboyong baterai jenis Lithium Iron Phospahate (LFP) dari BYD untuk mobil listrik mereka.
“Kalau ini pake nikel. Kalau [produksi] lokal perlu bikin baterai sel dulu. Kalau baterai pack rata-rata dibikin lokal ya assembly. Tentu kami mengapresiasi launchingnya Omoda E5 dan menjadi konsumen pertama di dunia,” tuturnya.
Melansir laman resmi Chery, Omoda E5 dibekali baterai LFP yang dapat menempuh jarak 430 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Mobil listrik ini juga dibekali dengan teknologi pengisian cepat dengan 30-80 persen hanya butuh 30 menit.
Namun, Qu Jizong tak menutup kemungkinan mobil listrik Chery ke depannya akan menggunakan material nikel dari Indonesia untuk baterainya. Tetapi untuk saat ini, ia mengaku baterai LFP menjadi yang terbaik.
“Kami akan tetap menggunakan LFP. Batterai jenis itu masih menjadi yang terbaik. Kami terbuka untuk memproduksi baterai dengan jenis lain. Saya rasa kalian tahu dari mana [baterai] itu berasal. Untuk saat ini, kami akan tetap menggunakan baterai LFP,” ucapnya.
(SLF)