IDXChannel - Gangguan sistem teknologi dan informasi (IT) terjadi secara massal dan berskala global, termasuk Indonesia. Layanan penerbangan, bank, hingga televisi ikut terdampak dari peristiwa yang disebabkan satu perusahaan perangkat lunak: CrowdStrike.
Dikutip dari The Verge, Minggu (21/7/2024), selama ini CrowdStrike berperan penting dalam membantu perusahaan mencegah serangan siber. CrowdStrike mengklaim mempunyai kemampuan mendeteksi ancaman dalam waktu yang cepat.
Sejak 2011, perusahaan yang berbasis di Texas, AS itu telah membantu serangan siber besar, termasuk peretasan yang terjadi di Sony Pictures pada 2014 dan serangan siber Rusia atas Komite Nasional Partai Demokrat AS pada 2015 dan 2016.
Nilai kapitalisasi pasar CrowdStrike saat ini mencapai USD83 miliar, setara Rp1.340 triliun. Perusahaan memiliki sekitar 29 ribu pelanggan di mana lebih dari 500 diantaranya adalah perusahaan Fortune 1.000.
Namun, reputasi CrowdStrike tercoreng setelah Jumat (19/7/2024) lalu terjadi eror massal pada komputer yang menggunakan sistem operasi Windows milik Microsoft dan CrowdStrike. Tiba-tiba, para pengguna mendapati layar mereka mengalami blue screen dan tidak bisa dioperasikan.