CEO CrowdStrike, George Kurtz mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pelanggan yang terdampak dari gangguan tersebut. Dia juga memastikan gangguan itu tidak disebabkan oleh serangan siber. Gangguan juga hanya dialami pengguna Windows, sementara pengguna Mac dan Linux tak terdampak.
Gangguan massal itu terkait dengan platform Falcon yang dimiliki CrowdStrike. Falcon adalah layanan berbasis cloud yang menerapkan sistem keamanan berlapis dalam satu aplikasi, termasuk antivirus, perlindungan sistem, pendeteksi ancaman, dan pemantauan sistem secara real-time sebagai pencegahan akses sistem perusahaan secara ilegal.
Sebelum terjadi gangguan, pengguna Windows melakukan update otomatis pada sistem komputer yang menyebabkan sistem operasi menjadi eror. Proses booting tidak bisa dilakukan meski pengguna telah menghidupkan ulang (restart) sistem Windows.
(RFI)