IDXChannel – Head of the Sustainability Team BMW Monika Dernai menyarankan konsumen untuk menggunakan mobilnya dalam jangka waktu lebih lama demi mengurangi limbah kendaraan.
Saat ini setiap produsen sedang berlomba membangun mobil ramah lingkungan dengan menciptakan mobil listrik. Itu juga yang dilakukan BMW dengan memperkenalkan sejumlah line-up elektrifikasi.
Namun, Dernai mengatakan pemakaian mobil listrik bukan menjadi satu-satunya cara untuk menjaga lingkungan. Jika menambah kendaraan maka akan berdampak pada limbah yang semakin bertumpuk.
“Kita benar-benar perlu memikirkan untuk memperpanjang umur mobil, bukannya menempatkan ke pasar mobil bekas. Gunakan mobil yang ada dan perpanjang umurnya. Mungkin Anda bisa menyegarkan interior,” kata Dernai seperti dikutip dari AutoExpress, Jumat (2/12/2022).
Menurut Dernai, dengan meremajakan mobil akan lebih menghemat biaya ketimbang membeli mobil baru. Tetapi, untuk melakukan itu dibutuhkan seseorang yang benar-benar ahli dan saat ini belum banyak yang bisa melakukannya.
“Kami membutuhkan keahlian baru di (industri) aftermarket dan merancang mobil agar mobil bekas terlihat seperti mobil baru. Itu juga bisa membuat seseorang tidak membeli mobil baru. Tapi kami masih memiliki bisnis model seperti BMW dan seluruh masyarakat mendapat manfaat dari itu,” ujar Dernai.
Monika Dernai berbicara di sebuah diskusi panel dengan topik menciptakan ekonomi sirkular, idenya adalah meminta masyarakat harus menggunakan kembali dan mendaur ulang segala sesuatu sebanyak mungkin dan menghasilkan limbah seminimal mungkin.
Kendati begitu, Dernai menyarankan pasar mobil perlu diubah agar sesuai dengan ekonomi sirkular, dengan mengatakan bahwa masih ada kebutuhan akan kepemilikan mobil baru di masa depan.
“Bisakah kita benar-benar memindahkan semua orang ke angkutan umum? Saya kira jawabannya adalah tidak. Anda khawatir dengan transportasi umum di Inggris, tetapi jika Anda melihat AS, keadaannya bahkan lebih sepi. Jadi saya pikir masih ada pasar untuk mobil di luar sana,” ucapnya.
Geoff Mulgan, profesor kecerdasan kolektif, kebijakan publik dan inovasi sosial di University College London juga mengatakan beberapa kota di Eropa telah mendorong masyarakatnya untuk berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum.
Mulgan mengakui bahwa konsep seperti itu dapat dianggap sebagai “puritan” dan “otoriter” jika diterapkan di negara-negara tertentu.
(DES)