"Boeing tampaknya lebih siap untuk peningkatan ini dibandingkan sebelumnya," katanya. Di bawah pengawasan FAA yang ditingkatkan, perusahaan telah mengambil pendekatan yang hati-hati untuk menstabilkan dan kemudian meningkatkan produksi.
Boeing telah membangun inventaris suku cadang dan material yang substansial sebagai penyangga terhadap hambatan rantai pasokan.
Menurut laporan pendapatan kuartal kedua, Boeing memiliki stok bahan baku senilai USD11 miliar. Angka ini dibandingkan dengan inventaris senilai USD6,4 miliar pada 2018, ketika perusahaan memproduksi lebih dari 50 unit jet 737 per bulan.
Boeing juga memiliki utang sebesar USD53 miliar saat ini, dibandingkan dengan sekitar USD12 miliar pada tahun 2018. Analis Wall Street memperkirakan Boeing akan kembali merugi tahun ini, tetapi memproyeksikan laba pada tahun 2026, yang akan menandai tahun pertama Boeing yang menguntungkan sejak 2018.
(kunthi fahmar sandy)