Li juga menyoroti keunggulan teknis baterai LFP, mencatat siklus hidupnya yang lebih lama dibandingkan dengan litium terner. Baterai LFP biasanya mempertahankan kapasitas melebihi 3.500 siklus pengisian-pengosongan, dibandingkan dengan sekitar 2.000 siklus untuk litium terner.
Selain itu, sel baterai LFP juga menunjukkan stabilitas termal yang lebih tinggi, dengan suhu pelarian termal melebihi 500 derajat celcius, dibandingkan dengan di bawah 300 derajat celcius untuk baterai dengan material utama litium terner.
Li menyadari bahwa beberapa merek memilih untuk tetap menggunakan baterai lithium-ion untuk mencapai jarak tempuh yang lebih jauh. Tetapi ia mendesak industri untuk memprioritaskan keamanan sebagai standar dasar ketimbang memilih mengutamakan jarak tempuh.
BYD memilih untuk tetap memperkuat pengembangan LFP sebagai solusi jangka menengah. Alasannya, teknologi ini dinilai lebih matang, stabil, dan didukung oleh infrastruktur pengisian daya yang telah mapan.
(NIA DEVIYANA)