sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

DPR AS Desak Larangan AI China di Instansi Pemerintah

Technology editor Ahmad Islamy
26/06/2025 19:30 WIB
Perang Dingin AS-China kini berada dalam dimensi baru. Persaingan AI kini menjadi inti rivalitas kedua negara.
Sistem kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, mengguncang jagat teknologi karena biaya pengembangannya yang murah dengan performa yang mumpuni. (Foto: Arsip)
Sistem kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, mengguncang jagat teknologi karena biaya pengembangannya yang murah dengan performa yang mumpuni. (Foto: Arsip)

Laporan AI Index 2025 dari Stanford University masih menempatkan AS di puncak pengembangan model AI teratas. Namun mencatat China kini mendekati paritas performa pada 2024 di beberapa tolok ukur utama, sekaligus memimpin dalam publikasi dan paten AI. 

Dalam sidang di DPR AS itu, Clark mendesak para legislator mempertahankan dan memperkuat kontrol ekspor chip canggih ke China. “Persaingan ini bergantung pada daya komputasi. AS harus mengendalikan aliran chip kuat ke China, atau kita memberi mereka alat untuk membangun AI yang merugikan kepentingan kita,” katanya.

Mark Beall Jr dari The AI Policy Network mengungkap celah dalam kontrol ekspor AS yang memungkinkan China mengakses chip terlarang, memicu usulan RUU untuk melacak distribusinya. Sementara itu, legislator dari Partai Republik dan Demokrat di Dewan dan Senat AS meluncurkan No Adversarial AI Act pada Rabu kemarin. Rancangan regulasi itu bertujuan melarang pemakaian sistem AI musuh asing di Pemerintah AS, dengan pengecualian untuk riset dan konterterorisme. 

“AS harus menarik garis tegas: AI yang bermusuhan tidak boleh beroperasi di pemerintahan kita,” kata Moolenaar.

(Ahmad Islamy Jamil)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement