“Layanan dengan biaya USD8 per bulan, akan memungkinkan individu untuk memiliki logo kedua yang lebih kecil dari organisasi tertentu apabila diverifikasi oleh mereka,” cuit Musk dalam tweet lainnya pada Jumat lalu.
Sebelumnya, Twitter sempat melakukan penundaan dalam peluncurannya karena layanan tersebut diharapkan dapat membantu Twitter meningkatkan pendapatan ketika Musk sedang berusaha mempertahankan pengiklan setelah membeli perusahaan bulan lalu seharga USD44 miliar.
Layanan berlangganan ini dihentikan sementara pada 11 November lalu dikarenakan banyaknya akun palsu, memaksa orang terkaya di dunia itu untuk mengembalikan lencana "resmi" kepada beberapa pengguna.
Gejolak tersebut menyebabkan beberapa perusahaan termasuk General Motors (GM.N) dan United Airlines (UAL.O) untuk menjeda atau menarik kembali iklan di platform tersebut. Namun, menurut Musk, pertumbuhan pengguna di Twitter berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
(Penulis: Savira Agustin/Magang)
(FAY)