IDXChannel - Investor Tesla dikabarkan semakin frustrasi karena Elon Musk menghabiskan lebih banyak waktu dan energinya untuk pembaharuan Twitter, bahkan ketika harga saham perusahaan kendaraan listrik mengalami penurunan.
Diketahui, Saham Tesla telah jatuh hampir 60 persen di 2022, dimana salah satu pemicunya karena adanya pengambilalihan Twitter oleh Musk yang mendorong drama selama berbulan-bulan, masalah politik, dan kekacauan media sosial.
Setidaknya sebesar USD36 miliar dari saham Tesla yang ikut mendanai kesepakatan Twitter menyebabkan adanya sedikit tekanan pada saham tersebut.
Investor Tesla, Trevor Goodman, mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia baru-baru ini telah menjual saham Tesla senilai USD30.000 setelah muak dengan drama Twitter dan Musk.
"Ini hampir seperti dia meninggalkan kami demi misi barunya," kata Goodman dalam keterangannya.
"Ketika dia mengumumkan dia akan membeli Twitter, saya benar-benar menentangnya karena itu bisa jadi gangguan ke Tesla dan semua yang sudah dia capai di sana,” tambahnya, melansir dari NewYork Post, Jumat (9/12).
Sementara itu, Investor lain, Earl Banning, berencana untuk mempertahankan ribuan saham Tesla, meskipun ia mengakui bahwa Musk saat ini telah kehilangan banyak pendukungnya melalui Twitter-nya.
Hingga saat ini, Musk telah menghadapi pengawasan ketat atas tindakannya di Twitter, termasuk gelombang PHK yang memicu tuntutan hukum, desakan budaya kerja "hardcore" yang mencakup pemasangan tempat tidur di kantor perusahaan dan penolakan besar dari pengiklan atas standar moderasi konten.
Keterlibatannya di Twitter juga telah memicu kekhawatiran di kalangan investor. Selain perannya sebagai CEO Twitter dan Tesla, Musk terlibat dalam operasi di perusahaan ruang angkasa swasta, SpaceX, serta perusahaan chip otak, Neuralink dan juga Boring Company, yang saat ini proses penggalian terowongan.
Analis Wedbush Dan Ives berulang kali menggambarkan pengambilalihan Twitter Musk sebagai "overhang" pada saham Tesla.
Terlepas dari drama tersebut, Bloomberg mencatat bahwa Tesla tetap menjadi favorit di kalangan investor ritel. Perusahaan ini menempati peringkat sebagai sekuritas kedua yang paling banyak dibeli di kalangan investor ritel tahun ini. Pernyataan tersebut berdasarkan data dari perusahaan analisis investasi Vanda Research.