Namun, Kukuh menegaskan perhitungan yang dilakukan Gaikindo terhadap kendaraan yang datang ke Indonesia sudah sesuai dengan harga yang ditetapkan produsen. Sehingga tidak ada perusak pasar karena sebuah brand ingin menekan harga agar dilirik oleh konsumen.
"Kita lakukan, kita cek. Dan memang masuk akal, bukan sesuatu yang kemudian apakah dumping, apakah subsidi. Terbantah ya (predatory pricing)," ujarnya.
Selain BYD Atto 1, sejumlah brand asal China juga melakukan revisi harga. Mereka beralasan meningkatnya penggunaan komponen lokal dan sejumlah penyesuaian bisa menekan harga jual.
(Febrina Ratna Iskana)