IDXChannel – Produsen otomotif Toyota menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan mobil listrik murah. Mereka memanfaatkan Toyota Calya yang saat ini sedang dilakukan konversi dari bensin ke tenaga listrik berbasis baterai.
Agus Purwadi, Head of Electrical Energy Conversion Research Laboratory ITB menjelaskan tak mudah untuk mengkonversi kendaraan roda empat. Pasalnya, ada banyak aspek keselamatan yang perlu diperhatikan agar mobil yang dihasilkan berstandar interasional.
“Bersama TMMIN (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia) kami melakukan kajian konversi. Ini adalah teknologi yang bisa sebetulnya inplace. Kenapa dipilih Cayla? Karena memang supaya sesuai dengan daya jangkau konsumen kita, yaitu Rp300 juta ke bawah,” kata Agus seperti dikutip dalam kanal YouTube Institut Teknologi Bandung, Jumat (2/12/2022).
Dalam diskusi bertajuk ‘Strategi Menuju Net Zero Emission bersama Toyota Indonesia’ itu, Agus juga menyampaikan bahwa program konversi juga menjadi salah satu program pemerintah Indonesia untuk percepatan tren kendaraan listrik.
Namun, Agus memastikan kendaraan hasil konversi, khususnya mobil, tak hanya sekadar bisa jalan atau berfungsi normal. Ia mengatakan bahwa Toyota memintanya untuk mobil hasil konversi memenuhi standar keamanan internasional.
“Standarnya atau nanti untuk homologasinya kita harus memenuhi safety aspect yang sangat ketat. Jadi itu sudah diatur dan ternyata memang tidak mudah. Jadi biasanya untuk mengujinya cukup sederhana yang pertama adalah semua kendaraan, terutama kendaraan roda empat yang sudah dimodifikasi itu bisa nggak di-charging di SPKLU standar, kalau tidak bisa berarti belum memenuhi syarat,” ujar Agus.
Agus mengakui bahwa timnya di ITB juga baru mempelajari hal tersebut, meski proyeknya sudah berjalan dua tahun. Ketika mendapat tugas dari Toyota, ia menjelaskan melakukan itu sambil belajar dan diberikan buku panduan setebal 500 halaman.
“Ini memang harus sangat-sangat detail. Memang agak berat untuk roda empat, harus punya safety aspect yang cukup tinggi dan terkait itu memang komunikasi atau protokol sehingga standarisasi dengan SPKLU juga berjalan baik,” ucap Agus.
Masalah lainnya adalah Agus meuturkan mapping dari ECU untuk mobil transmisi matic yang dikonversi menjadi listrik harus di-adjust. Ia mengtakan itu harus dilakukan untuk menyambungkan antara karakter motor dengan karakter transmisi matic.