“Kita terus melihat, masih mempelajari seperti apa. Tapi dengan harga Rp33 juta, dengan subsidi, harapannya bisa ketemu dengan segmen konsumen yang ada di kita membutuhkan motor listrik,” tuturnya.
Setelah disubsidi, motor listrik Honda EM1 e: dijual Rp33 juta dan EM1 e: Plus dibanderol Rp33,5 juta. Harga tersebut belum termasuk charger Honda Mobile Power Pack (MPP) e: yang dibanderol sekitar Rp5 juta hingga Rp6 juta.
Namun, konsumen bisa menggunakan sistem swap atau tukar baterai dengan biaya Rp8 ribu sampai Rp10 ribu untuk sekali pergantian baterai penuh. Di mana saat ini sudah tersedia 10-20 unit stasiun penukaran baterai di diler Honda yang ada di Jakarta.
Mengenai nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), Octa mengungkapkan pihaknya akan terus berusaha meningkatkannya. Sehingga ke depannya dapat menjual motor listrik dengan harga yang jauh lebih murah.
“Ya ditunggu saja, mohon masukannya saja. Apa yang mesti kita sempurnakan nanti kita lakukan. Kemungkinannya akan dikejar ke sana. Karena AHM selalu berkomitmen untuk ke sana, kita mengejar sesuatu, kualitas nomor satu buat konsumen tapi sekaligus juga kita mengejar value. Value itu artinya uang dan benefitnya, itu yang kita kejar,” ucapnya.
(DES)