Sebagai perbandingan, pada tahun keemasannya yakni 1982, motor dengan kapasitas mesin kecil bisa terjual hingga 2,78 unit setahun. Kondisi ini membuat Honda mulai berpikir ulang untuk memasarkan motor-motor berkapasitas mesin kecil.
Seperti diketahui, Honda memang dikenal sebagai pemasik utama motor berkapasitas mesin kecil di dunia. Bahkan, pangsa pasar mereka di segmen tersebut masih berada di atas 80 persen. Tetapi, regulasi ketat soal emisi membuat mereka harus menghentikan produksi Super Cub 50.
Pemerintah Jepang memberlakukan undang-undang emisi baru, di mana memaksa produsen untuk menjual motor dengan mesin kecil dari 200.000-300.000 yen (Rp20,5 juta-Rp30,8 juta) ke harga yang sama seperti motor-motor bebek bermesin 125 cc atau lebih.
Alasan tersebut membuat Honda merasa Super Cub 50 akan sulit bersaing di pasar. Padahal motor bebek legendaris ini sudah terjual lebih dari 110 juta unit sejak diperkenalkan, menjadikannya motor terlaris di dunia.
Honda Jepang saat ini menjual berbagai moped di bawah 50cc, termasuk Super Cub, Cross Cub, skuter Benly, dan CRF50F yang berorientasi pada motorsport junior. Namun, ini bukanlah akhir dari Super Cub, karena varian berkapasitas lebih besar, seperti C125, kemungkinan besar akan tetap ditawarkan.
(YNA)