Musk sempat bergabung dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada awal 2025. Dia saat itu memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah.
Orang terkaya di dunia itu keluar dari pemerintahan Trump pada Mei. Dia kemudian berjanji akan fokus memimpin Tesla.
"Kelegaan investor berlangsung sangat singkat dan kini berbalik menjadi mimpi buruk dengan pengumuman terbaru ini," kata Ives.
Ivesm memprediksi saham Tesla akan berada di bawah tekanan pekan ini. Saham Tesla turun 22 persen sepanjang tahun ini.
"Musk/Tesla tidak perlu terus-menerus mengusik karena Trump dapat menciptakan lebih banyak rintangan bagi Musk/Tesla/SpaceX selama beberapa tahun mendatang," kata Ives.