IDXChannnel - Kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi menimbulkan kerugian besar pada ekonomi dunia. Hal tersebut juga diungkap Presiden RI Joko Widodo di depan delegasi G20 pada November 2022 lalu.
"Hoaks dan perundungan atau kejahatan siber dapat memecah persatuan dan mengancam demokrasi. Kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi dunia hingga USD5 triliun (sekitar Rp78 triliun) hingga 2024," jelas Jokowi pada pidatonya di forum KTT G20 Bali, (16/11/2022).
Data lain dari laporan IBM terkait Biaya Pelanggaran Data 2022, mengungkap total biaya rata-rata mencapai USD4,5 juta (angka ini basic-nya sama terlepas dari apakah ransomware terlibat atau tidak).
Tahun 2022 yang dilingkupi dengan kenaikan inflasi global dan melonjaknya harga energi juga membuat angka kasus pelanggaran data atau kejahatan siber mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Dan di penghujung 2022 ini, IDX Channel akan merangkum deretan serangan dan kejahatan siber yang menyerang Indonesia dan sejumlah negara lain di dunia.
Serangan Siber di Indonesia
1. Serangan terhadap PLN
Serangan siber di Indonesia tahun 2022 diawali dengan serangan terhadap Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Dilaporkan bahwa ada lebih dari 17 juta data pelanggan yang bocor dan dijual ke forum hacker breached.to.
Data dibagikan oleh akun hacker dengan nama Loliyta. Adapun data yang bocor mencakup ID pelanggan, nama pelanggan, tipe daya energi, KWH, alamat, nomor meteran, tipe meteran, serta nama unit UPI.
2. Serangan siber ke 21,7 ribu lebih perusahaan swasta
Tak lama setelah serangan terhadap PLN, sekitar Agustus lalu sebanyak lebih dari 21,7 ribu data sejumlah perusahaan di Indonesia ikut dijual para hacker di darkweb. Data yang dijual berukuran 347GB termasuk data cabang asing, bukan hanya yang di dalam negeri.
Pembocor data, Toshikana, bahkan mengkategoeikan data menjadi empat folder, yakni folder perusahaan dengan pendapatan di atas dan di bawah USD50 juta, folder perusahaan besar, dan standar.
3. Serangan Siber ke Indihome
Serangan juga dilancarkan para hacker ke anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk, Indihome. Akibat serangan tersebut, setidaknya ada 26 juta data yang bocor yang juga dibagikan ke forum hacker breached.to.
Data yang bocor mencakup history browsing, nama pelanggan, jenis kelamin, bahkan hingga NIK. Data diklaim merupakan rekam selama periode Agustus 2018 - November 2019.