Nissan juga kehilangan kesempatan memanfaatkan popularitas model hybrid yang sedang berkembang di Amerika Serikat (AS) dan gagal memanfaatkan kesempatan awal kendaraan listrik di sana. Hal ini juga terjadi di China, pasar otomotif terbesar di dunia, di mana mereka berencana meluncurkan sekitar 10 mobil baru dalam beberapa tahun mendatang untuk mencoba menghentikan penurunan penjualan.
CEO Ivan Espinosa, yang menggantikan Makoto Uchida sebagai kepala eksekutif, sedang merestrukturisasi operasi Nissan dan sebelumnya mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan langkah-langkah tambahan. Nissan, yang memiliki lebih dari 133 ribu staf hingga Maret tahun lalu, mengumumkan rencana November lalu untuk memangkas 9 ribu pekerjaan dan mengurangi kapasitas global sebesar 20 persen.
Nissan juga telah mengumumkan pembatalan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Pulau Kyusum, Jepang barat daya. Mereka juga akan menutup pabrik di Thailand pada Juni mendatang dan dua fasilitas lainnya yang tidak disebutkan.
Langkah ini dilakukan untuk menekan biaya produksi dan berupaya memperbaiki finansial perusahaan.
(Dhera Arizona)