IDXChannel - Raksasa transportasi daring dan pengiriman Asia Tenggara, Grab Holdings Limited, mencatatkan pendapatan melebihi ekspektasi. Namun, laba yang tumbuh moderat justru menekan harga sahamnya (NASDAQ:GRAB) hingga anjlok 9,2 persen pada Selasa (4/11/2025).
Perusahaan membukukan pendapatan sebesar USD873 juta untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September 2025, melampaui estimasi analis sebesar USD870,64 juta dan menunjukkan peningkatan 22 persen secara year-on-year (YoY), atau 17 persen berdasarkan mata uang konstan.
Namun, laba untuk kuartal tersebut hanya sebesar USD17 juta, meningkat USD2 juta dari periode yang sama tahun lalu. Hal itu mengecewakan investor yang mengharapkan pertumbuhan laba yang lebih kuat.
GMV On-Demand, yang menggabungkan segmen Mobilitas dan Pengiriman, tumbuh 24 persen YoY menjadi USD5,8 miliar, sementara EBITDA yang Disesuaikan naik 51 persen YoY menjadi USD136 juta. Perusahaan melaporkan Arus Kas Bebas yang Disesuaikan sebesar USD283 juta dalam dua belas bulan terakhir.
"Kuartal ini menandai langkah maju yang penting dalam perjalanan kami, tidak hanya dalam kinerja keuangan, tetapi juga dalam cara kami membangun platform yang lebih tangguh dan berbasis teknologi untuk jangka panjang," kata Group Chief Executive Officer dan Co-Founder Grab, Anthony Tan, seperti dilansir dari Investing, Selasa (4/11/2025).
Segmen Pengiriman Grab mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 23 persen YoY menjadi USD465 juta, sementara pendapatan Mobilitas meningkat 17 persen YoY mencapai USD2,04 miliar dalam GMV. Layanan Keuangan menunjukkan pertumbuhan terkuat, dengan pendapatan naik 39 persen YoY menjadi USD90 juta, didorong oleh peningkatan aktivitas pinjaman.
Perusahaan menaikkan proyeksi pendapatan setahun penuh menjadi USD3,38-USD3,40 miliar dari kisaran sebelumnya USD3,33-USD3,40 miliar. Grab juga menaikkan proyeksi EBITDA yang Disesuaikan setahun penuh menjadi USD490-USD500 juta dari sebelumnya USD460-USD480 juta.
Meskipun ada perkembangan positif, pertumbuhan laba telah mengecewakan para investor yang mencari momentum pendapatan yang lebih kuat, sehingga mengakibatkan penurunan saham yang signifikan setelah pengumuman tersebut.
(Febrina Ratna Iskana)