IDXChannel - Berani, frontal, dan kontroversial. Tiga hal itu sangat cocok disematkan bagi Rizal Ramli, sosok ekonom senior yang berpulang pada Selasa (2/1/2024) malam.
Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman itu dikenal sebagai sosok yang sangat kritis dalam segala hal, termasuk urusan otomotif.
Latar belakangnya sebagai Doktor Ekonomi dari Boston Univesity membuat Rizal Ramli kerap bersinggungan dengan industri otomotif nasional.
Dalam catatan MNC Portal Indonesia, pria kelahiran 10 Desember 1954 itu memiliki kepedulian yang sangat tinggi dan kritikan-kritikan tajam terkait perkembangan otomotif Tanah Air.
Salah satu yang membekas adalah konsep mobil murah yang pertama kali diajukan pemerintah yakni Low Cost Green Car (LCGC). Saat memberikan kuliah umum berjudul "Membangun Perekonomian di Era Asia" di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada September 2013, Rizal Ramli mengaku setuju dengan konsep mobil murah. Asal mobil murah tersebut buatan dalam negeri.
Dalam bayangan Rizal Ramli, mobil murah tersebut adalah mobil nasional. Bukan mobil murah yang ujug-ujung diimpor dari luar negeri.
"Kalau sekadar mobil murah, saya tidak setuju. Indonesia hanya akan terus menjadi pasar (produsen mobil asing). Kalau mobil nasional murah, saya setuju," katanya.
Berbicara tentang mobil nasional, Rizal Ramli justru punya cerita menarik tentang Esemka. Mobil yang digadang-gadang jadi mobil nasional oleh masyarakat itu pernah membuat Rizal Ramli bangga.
Hanya saja beberapa tahun kemudian, Rizal Ramli justru mengaku jadi orang yang paling kecewa soal Esemka. Dia melihat Esemka justru jadi alat politik untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat.
"Ini kejahatan berulang-ulang, too much man," tulis Rizal Ramli melalui akun X miliknya waktu itu.
Mobil listrik pun tak luput dari lidah tajam Rizal Ramli. Dia menyayangkan pemerintah terlalu memanjakan mobil listrik sampai-sampai menyiapkan anggaran hingga nyaris Rp1 miliar.
Diketahui, dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49 Tahun 2023 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2024 tertuang terkait anggaran kendaraan dinas.
Dalam peraturan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggarkan dana hingga Rp966,8 juta per ASN untuk alokasi pengadaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Pejabat Eselon I mendapatkan alokasi dana kendaraan listrik berbasis baterai maksimal sebesar Rp966,8 juta dan Pejabat Eselon II sebesar Rp746,11 juta.
Dari situ Rizal Ramli prihatin pemerintah cenderung berpihak kepada pejabat dan sebaliknya mengorbankan rakyat.
“Kok pejabat mulu yang dibikin senang. Kapan giliran rakyat?” ucapnya masih lewat akun X miliknya.
Kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh Rizal Ramli terkait perkembangan otomotif nasional memang sangat frontal. Bahkan bisa dibilang kerap bikin gaduh.
Dikutip dari situs resmi Rizal Ramli, Osmar Tanjung, politikus yang kini menjabat Komisaris PT Perkebunan Nusantara XI mengatakan, apa yang dilakukan Rizal Ramli adalah pembelajaran demokrasi.
“Khalayak melihat proses kegaduhan adalah proses pembelajaran berdemokrasi, uncovered story yang begitu terang benderang, cukup transparan terhadap beberapa masalah kekinian, memposisikan negara tidak boleh diatur oleh modal," sebut Osmar Tanjung.
Kegaduhan yang dibuat Rizal Ramli bisa dikatakan dirindukan. Seperti yang dirasakan oleh pengikutnya di platform media sosial X.
Unggahan terakhir Rizal Ramli tercatat ditulis pada 19 November 2023. Saat itu banyak pengikutnya penasaran mengapa pria yang pernah dijuluki Rajawali Kepret itu tidak lagi mengunggah cuitan-cuitan yang bisa bikin Indonesia gaduh.
Ternyata di balik kevakuman cuitan itu, Rizal Ramli merahasiakan sakit yang baru diketahui oleh banyak orang kemarin malam.
Selamat jalan Rajawali Kepret.
(YNA)