sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Microsoft Minta Pegawainya di China Tinggalkan Android dan Pakai iPhone

Technology editor Rahmat Fiansyah
11/07/2024 06:30 WIB
Microsoft meminta pegawainya yang bekerja di China untuk memakai iPhone ketimbang ponsel berbasis Android saat bekerja.
Microsoft Minta Pegawainya di China Tinggalkan Android dan Pakai iPhone. (Foto: Reuters)
Microsoft Minta Pegawainya di China Tinggalkan Android dan Pakai iPhone. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat (AS), Microsoft meminta pegawainya yang bekerja di China untuk memakai iPhone ketimbang ponsel berbasis Android saat bekerja.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (11/7/2024), kebijakan baru tersebut akan diterapkan mulai September 2024. Dalam memo internal, Microsoft mewajibkan para pegawai di China untuk memverifikasi identitas mereka dengan iPhone saat login.

Langkah ini dilakukan untuk memperkuat keamanan data Microsoft usai sistem mereka diserang hacker. Microsoft memutuskan untuk memblokir gawai Android mengakses sistem perusahaan. Nantinya, pegawai mengunduh aplikasi Microsoft Authenticator dan Identity Pass lewat Apple App Store.

"Karena ketiadaan akses Google Mobile Services di wilayah ini (China), kami menawarkan pegawai untuk mengakses aplikasi yang dibutuhkan lewat perangkat iOS," kata Juru Bicara Microsoft.

Pegawai yang menggunakan gawai Android, termasuk buatan Huawei dan Xiaomi, akan diberikan iPhone 15.

Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen itu baru saja diserang berkali-kali oleh para hacker yang diduga disponspori negara. Hacker yang diduga terkait Rusia itu juga menyerang sistem milik pemerintah AS, termasuk Departemen Luar Negeri.

Situasi tersebut mendorong pemerintah meluncurkan Secure Future Initiative (SFI) pada November 2023 sebagai program memperkuat cyber security. Microsoft yang ikut ambil bagian dari program tersebut berencana untuk merombak sistem keamanan dalam dua dekade ke depan.

Salah satunya Microsoft akan menggunakan AI dan metode lain yang lebih cepat untuk mengatasi kerentanan sistem cloud, mempersulit ruang gerak hacker untuk mencuri kredensial, dan memperkuat otentikasi otomatis bagi para pegawai.

Di tengah ketegangan antara AS dan China, Beijing sempat melarang instansi pemerintah untuk menggunakan gawai asing untuk bekerja karena alasan keamanan. Sementara Microsoft pada Mei lalu juga menawarkan relokasi bagi 700-800 pegawai di China yang bekerja di divisi AI.

(RFI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement