Toyota sendiri, kata Bob Azam, sudah mengembangkan mesin yang dapat menenggak etanol hingga 100 persen (E100) melalui lini produk Flexy Fuel. Ini dilakukan sebagai upaya menekan emisi selain menghadirkan mobil listrik.
"Kendaraan (Toyota) yang bisa pakai E100 juga ada, E85 juga ada, kalau yang sudah di pasaran Indonesia bisa E10. Dulu kami juga pernah diminta mendukung engine untuk pasaran Amerika Selatan, dan kita sudah buat sampai E100," kata dia.
Maka itu, rencana pemerintah yang ingin menerapkan kebijakan campuran etanol 10 persen pada BBM dinilai sebagai langkah bagus. Sebab, ini menjadi solusi sebagai pilihan kepada masyarakat selain mobil listrik untuk mobilitas ramah lingkungan.
"Etanol emisinya lebih rendah walaupun kepadatan energinya memang lebih rendah juga. Tapi bagus buat pembakaran," ujarnya.
(Dhera Arizona)