sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Persaingan Makin Ketat, BYD Pangkas Target Produksi 16 Persen di 2025

Technology editor Febrina Ratna Iskana
04/09/2025 12:32 WIB
BYD memangkas target penjualan hingga 16 persen menjadi 4,6 juta kendaraan pada 2025. Hal ini terjadi karena persaingan yang semakin ketat.
Persaingan Makin Ketat, BYD Pangkas Target Produksi 16 Persen di 2025. (Foto: Inews Media Group)
Persaingan Makin Ketat, BYD Pangkas Target Produksi 16 Persen di 2025. (Foto: Inews Media Group)

Pasar China Melambat

Sebelumnya, BYD merupakan perusahaan otomotif yang bertransformasi dari perusahaan EV pemula menjadi salah satu produsen mobil di dunia dengan melakukan sebagian besar produksinya secara internal, yang memungkinkannya menekan biaya bahkan saat meluncurkan fitur-fitur mutakhir.

Penjualan kendaraan listrik murni dan hibrida plug-in tumbuh sepuluh kali lipat antara tahun 2020 dan 2024, menjadi 4,3 juta kendaraan, menjadikannya setara dengan General Motors dan Ford dalam hal penjualan global.

Namun, kini perusahaan menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang tak terbantahkan, terutama di pasar utamanya, China, yang menyumbang hampir 80 persen penjualannya dan berada di tengah perang harga yang sengit dan telah berlangsung bertahun-tahun.

BYD telah memperlambat produksi dan menunda ekspansi kapasitas di pabrik-pabriknya di China pada Juni.

Penjualan mobil ekonomis BYD, yang harganya di bawah 150.000 yuan (USD21.000) dan merupakan bagian terbesar dari penjualan domestiknya, turun 9,6 persen pada Juli dibandingkan tahun lalu, menurut analisis Reuters atas laporan keuangannya dan rincian penjualan oleh platform data otomotif China DATADIC.

Sebagai perbandingan, penjualan mobil Geely di segmen harga tersebut melonjak 90 persen secara tahunan (year-on-year) pada Juli.

Geely menaikkan target penjualan tahunannya untuk 2025 menjadi 3 juta kendaraan dari 2,71 juta, ungkap para eksekutifnya dalam konferensi pendapatan pada Agustus.

Sementara itu, produksi BYD turun untuk dua bulan berturut-turut pada Agustus, menandai kontraksi bulanan pertama secara berturutan sejak 2020.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement