Menurut analis dari Citi, beban tarif bisa mencapai 2 miliar euro per tahun jika harga tidak dinaikkan. Pada saat yang sama, produsen mobil Eropa lainnya seperti Ferrari, Mercedes-Benz, dan Renault ikut melakukan penyesuaian strategi akibat ketegangan perdagangan tersebut.
Tak hanya persoalan tarif, Porsche juga menghadapi penurunan tajam di pasar China. Penjualannya di China anjlok 42 persen dalam tiga bulan pertama 2025.
Angka ini jadi kinerja terburuk sejak 2013. Porsche juga melakukan perombakan manajemen dan akan memangkas tenaga kerja di Jerman demi efisiensi.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2025, laba operasional Porsche turun 40 persen menjadi 760 juta euro. Selain itu, untuk pertama kalinya margin laba hanya mencapai satu digit di angka 8,6 persen.
Proyeksi pendapatan tahunannya juga diturunkan menjadi 37 miliar euro, dari sebelumnya 39–40 miliar euro. Untuk menyesuaikan strategi, Porsche akan mengalokasikan dana sebesar 800 juta euro untuk memperluas lini produk mesin pembakaran dan hybrid plug-in sambil menurunkan target laba jangka menengahnya menjadi 15–17 persen.
(Ibnu Hariyanto)