"Industri ini tidak memiliki siapa pun yang ditugaskan untuk mengelola risiko pihak ketiga, namun hanya sekitar 39 persen industri manufaktur yang menerapkan keamanan pihak ketiga. Jumlah serangan dunia maya hanya akan meningkat kecuali praktik seperti 'akses hak istimewa' dilakukan," jelas Attar.
4. Ancaman dari Platform
Perusahaan analisis blockchain, Chainalysis melaporkan, bahwa penjahat dunia maya sudah merampok lebih dari USD 3 miliar dalam serangan dunia maya berbasis crypto antara Januari hingga Oktober 2022. Hal itu seakan menandakan bahwa kejahatan dunia maya menjadi bisnis yang menguntungkan bagi para penjahat siber.
Karena kejahatan siber menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi para peretas, sejumlah peretas pun menggunakan modus untuk menawarkan layanan mereka ke komunitas yang lebih luas dengan biaya tertentu. Di mana mereka menawarkan layanan peretasan kepada orang lain dengan biaya tertentu.
Seperti pada tahun 2022, seorang karyawan Meta dipecat lantaran diduga menggunakan hak istimewa karyawan mereka untuk membajak dan mengizinkan akses tidak sah ke profil Facebook , menagih pelanggannya ribuan dolar dalam Bitcoin untuk melakukannya.
Menurut pakar keamanan dunia maya Adam Levin, dia percaya bahwa platform yang memungkinkan peretas menawarkan layanan mereka akan menjadi ancaman keamanan yang cukup berbahaya di tahun 2023. Levin mengatakan, bahwa itu karena para peretas menggunakan semakin banyak perangkat lunak canggih untuk melakukan tindak kejahatan, dan menjual perangkat lunak tersebut dengan kedok langganan untuk digunakan menipu konsumen.
(IND)