IDXChannel - Mobil saingan menjadi tantangan terbesar bagi Tesla selama dua tahun ke depan. Sementara itu, fokus Elon Musk terpecah ke berbagai bisnisnya di bidang media sosial, perjalanan luar angkasa, hingga kecerdasan buatan.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (17/7/2023), hal itu diungkap survei Markets Live Pulse terbaru. Dari 630 kontributor global MLIV Pulse, 54% menganggap persaingan industri sebagai risiko utama Tesla.
Selain itu, 26% responden juga menganggap perilaku dan aksi Musk sebagai risiko. Sikapnya yang sulit diprediksi bisa memberikan dampak buruk terhadap Tesla.
"Musk adalah orang yang tidak dapat diprediksi, sehingga saya akan menghitungnya sebagai salah satu risiko utama untuk Tesla," kata Matthew Tuttle, kepala eksekutif Tuttle Capital Management, dalam sebuah wawancara.
Karena margin keuntungan menipis, sekitar 67% peserta survei mengatakan Musk harus lebih fokus memimpin Tesla.
Meskipun Tesla saat ini menikmati keunggulan yang cukup besar atas perusahaan lain, baik itu pembuat mobil mapan maupun startup, sebagian besar dari penilaian pasarnya yang sangat tinggi bertumpu pada asumsi bahwa Tesla akan dapat mempertahankan dominasi ini di masa depan.
Namun, saingan Tesla terus membuat terobosoan baru. BYD Co. asal China mencetak rekor penjualan tahun ini.
Analis dan investor memperingatkan bahwa keunggulan Tesla saat ini dapat terkikis dengan cepat karena kebijakan pemerintah seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS mendorong pembuat mobil lain untuk mengembangkan kendaraan listrik. Di tengah peningkatan persaingan, Tesla hanya memilikinsedikit ruang untuk melakukan kesalahan.
"Persaingan adalah risiko utama Tesla dalam jangka panjang. Bahkan persaingan yang biasa-biasa saja dapat memberi tekanan pada Tesla, ”kata Craig Irwin, analis di Roth Capital Partners.
Mempertahankan pangsa pasar butuh biaya. Sekitar 63% responden MLIV Pulse memperkirakan perusahaan akan terus menurunkan harga untuk mendongkrak volume penjualan.