M Fadli Ramadan
IDXChannel - Suzuki meluncurkan motor listrik terbaru untuk pasar India dengan nama e-Accsess pada ajang Bharat Mobility Global Expo 2025. Ini menjadi jawaban atas tantangan elektrifikasi yang diterapkan pemerintah di sana.
Melansir Autocar India, motor listrik itu dibekali dengan baterai LFP (Lithium Ferro Phosphate) berkapasitas 3,07 kWh, yang memberikan jarak tempuh hingga 95 kilometer (km) berdasarkan pengujian Indian Driving Cycle (IDC).
Salah satu keunggulan dari e-Access yaitu waktu pengisian daya yang efisien. Dengan pengisi daya standar 240W, baterai dapat terisi dari 0 hingga 80 persen dalam waktu 4 jam 30 menit.
Untuk pengisian penuh, waktu yang dibutuhkan sekitar 6 jam 42 menit. Namun, dengan pengisi daya cepat, waktu pengisian hanya perlu 1 jam 12 menit untuk mencapai 80 persen dan 2 jam 12 menit untuk pengisian penuh.
Sementara motor penggeraknya dipasang di lengan ayun atau side drive memiliki daya 4,1 kW atau setara 5,4 Tk dan torsi 15 Nm. Pembekalan ini membuatnya dapat melaju dengan kecepatan hingga 71 km/jam.
Dari segi desain, Suzuki e-Access memiliki banyak lekukan yang berbeda dari Access 125 versi bensin. Misal lampu depan dan belakang yang kini menggunakan teknologi LED, memberikan tampilan yang lebih modern.
Motor listrik ini juga menawarkan kenyamanan bagi pengguna dengan ketinggian jok 765 mm, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Access 125. Tapi, motor ini memiliki ground clearence 165 mm yang dapat memastikan kenyamanan berkendara di berbagai medan jalan.
Soal kaki-kaki, e-Access dilengkapi dengan suspensi depan teleskopik dan shockbreaker tunggal di bagian belakang. Sedangkan sistem pengeremannya menggunakan kombinasi rem cakram di depan dan tromol di belakang.
Suzuki e-Access menggunakan roda 12 inci di kedua ujungnya, dengan ban berukuran 90/90-12 di depan dan 100/80-12 di belakang. Memberikan kestabilan saat berkendara maupun bermanuver.
Kabarnya, Suzuki e-Access akan diproduksi di India. Setelah diproduksi, e-Access akan diekspor ke berbagai pasar internasional, salah satunya kemungkinan ke Indonesia.
(Febrina Ratna Iskana)
