Dalam gugatan tersebut, Twitter disebut telah menetapkan target untuk rencana bonusnya, yang didanai sepanjang tahun dan memberikan setidaknya 50% dari target setiap tahunnya.
"Baik sebelum dan sesudah akuisisi Musk selesai pada Oktober 2022, manajemen Twitter terus berjanji kepada karyawan perusahaan, termasuk penggugat, bahwa bonus tahunan mereka untuk tahun 2022 akan dibayarkan sesuai dengan rencana bonus," kata karyawan tersebut dalam gugatan.
Shobinger pun memutuskan berhenti dari pekerjaannya karena Twitter tidak menepati janjinya kepada karyawan, termasuk penolakan untuk membayar bonus. Dia melayangkan gugatan atas pelanggaran kontrak.
(FAY)