IDXChannel - Perusahaan milik Elon Musk, Twitter Inc. digugat oleh karyawan karena diduga tidak membayarkan bonus tahunan pada periode 2022. Padahal, para penggugat mengatakan, Twitter telah berjanji akan memberi bonus karyawan sebesar 50% dari jumlah target mereka.
Twitter memiliki kebijakan pemberian bonus kinerja tunai yang dibayarkan setiap tahun. Berdasarkan gugatan yang diajukan, Eks Chief Financial Officer, Ned Segal mengatakan, bonus akan diberikan. Pernyataan ini dilontarkan eksekutif Twitter beberapa bulan menjelang akuisisi Elon Musk.
"Twitter menolak untuk membayar bonus pada karyawan yang tetap dipekerjakan oleh perusahaan pada kuartal pertama 2023," ujar karyawan tersebut dilansir dari Bloomberg, Jumat (23/6/2023).
Twitter diketahui telah kehilangan lebih dari setengah pendapatan iklannya sejak diakuisisi oleh Musk. Sejumlah merek tidak lagi percaya situs tersebut bisa menghapus konten-konten kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian.
Selain itu, Twitter juga kehilangan lebih dari 75% karyawannya lewat PHK dan pengunduran diri. Twitter telah dihadapkan dengan kesulitan teknis, termasuk selama kampanye Gubernur Florida, Ron DeSantis baru-baru ini untuk pemilihan presiden.
Gugatan class-action (perwakilan kelompok) dilayangkan oleh mantan direktur kompensasi senior Twitter, Mark Shobinger atas nama karyawan Twitter yang masih bekerja saat ini dan karyawan lama yang dipekerjakan pada kuartal pertama 2023 yang tidak menerima bonus.
Menurut gugatan tersebut, pekerjaan Shobinger mencakup pengawasan gaji eksekutif dan insentif pada November, memperluas tanggung jawabnya untuk memasukkan kompensasi karyawan secara global.
Twitter telah membubarkan departemen hubungan medianya dan tidak menanggapi permintaan komentar.
Gugatan tersebut menambahkan daftar panjang gugatan terhadap Twitter sejak akuisisi Musk. Hal ini terjadi karena perusahaan diduga gagal membayar tagihan, termasuk sewa. Twitter juga beberapa kali digugat oleh mantan karyawan karena pesangon dan pembayaran gaji yang tertunda.
Dalam gugatan tersebut, Twitter disebut telah menetapkan target untuk rencana bonusnya, yang didanai sepanjang tahun dan memberikan setidaknya 50% dari target setiap tahunnya.
"Baik sebelum dan sesudah akuisisi Musk selesai pada Oktober 2022, manajemen Twitter terus berjanji kepada karyawan perusahaan, termasuk penggugat, bahwa bonus tahunan mereka untuk tahun 2022 akan dibayarkan sesuai dengan rencana bonus," kata karyawan tersebut dalam gugatan.
Shobinger pun memutuskan berhenti dari pekerjaannya karena Twitter tidak menepati janjinya kepada karyawan, termasuk penolakan untuk membayar bonus. Dia melayangkan gugatan atas pelanggaran kontrak.
(FAY)