Mengenai hal itu, Elon Musk belum banyak bicara soal bagaimana akses berbayar ke API twitter bisa berfungsi, selain menyarankan perusahaan akan dikenakan biaya USD 100 per bulan atau sekitar Rp1,5 juta dan tambahan 'verifikasi ID' untuk membatasi penyalahgunaan bot.
Sementara itu, Twitter juga mengatakan, bahwa pihaknya berencana untuk memperkenalkan tingkat akses gratis yang memungkinkan bot 'baik' untuk men-tweet hingga 1.500 kali sebulan.
Perlu dicatat, bahwa klien pihak ketiga dan pembuat akun otomatis bukanlah satu-satunya orang yang menggunakan API Twitter. Peneliti pun kerap menggunakan data yang dihasilkan platform untuk berbagai tujuan.
Contohnya, setelah kejadian baru-baru ini saat gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya 36.000 orang di Turki dan Suriah, anggota diaspora Turki telah menggunakan tweet untuk membuat peta panas, yang menunjukan di mana para penyintas bisa ditemukan.
Hal tersebut dimaksudkan untuk membagikan temuan mereka kepada kru penyelamat dan organisasi bantuan.