Adapun, China telah mengandalkan produk berteknologi tinggi untuk membantu menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu dan UE merupakan pasar terbesar di luar negeri bagi negara industri mobil listrik tersebut.
Industri mobil listrik China pun telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir dengan merek-mereknya, seperti BYD, telah mulai merambah pasar internasional, yang memicu kekhawatiran dari negara-negara seperti UE bahwa perusahaan-perusahaannya mereka tidak akan mampu bersaing dengan harga yang lebih murah.
Respons China
Asosiasi industri terkemuka Jerman, BDI, meminta Uni Eropa dan China untuk melanjutkan perundingan perdagangan mengenai tarif guna menghindari konflik perdagangan yang meningkat.
Komisi Eropa, yang menyelenggarakan pemungutan suara, mengatakan bahwa UE dan China akan bekerja keras untuk mencari solusi alternatif terhadap pajak impor guna mengatasi apa yang disebutnya sebagai subsidi yang merugikan terhadap kendaraan listrik China.
Kementerian Perdagangan China menyebut keputusan untuk mengenakan tarif "tidak adil" dan "tidak masuk akal", tetapi menambahkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan melalui negosiasi.
Perselisihan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara kelompok industri di luar sektor mobil bahwa mereka dapat menghadapi tarif balasan dari China. Sebuah badan perdagangan untuk industri cognac Perancis mengatakan bahwa otoritas telah meninggalkan mereka.
"Kami tidak mengerti mengapa sektor kami dikorbankan dengan cara ini" ujarnya dilansir dari BBC, Jumat (4/10/2024).
(Febrina Ratna)