Hingga kuartal III-2023, perusahaan ini mencatat pendapatan Rp1,34 triliun, tumbuh 10 persen secara tahunan. Segmen taksi masih menjadi penopang utama dengan pendapatan Rp896 miliar atau 67 persen terhadap total pendapatan.
Blue Bird belakangan cukup agresif mengubah armada taksinya menjadi taksi listrik. BIRD pun mengandalkan kendaraan listrik buatan BYD yang pada 2025 mulai membangun pabriknya di Indonesia. Diharapkan, harga mobil BYD semakin murah.
Terkati hal ini, Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli mengatakan, BIRD berambisi mengoperasikan sedikitnya 20 persen taksi listrik pada 2030. Untuk 2024, perseroan membidik porsi 3 persen dari total armada.
"Saat ini, jumlah taksi listrik hanya 1 persen dari 23 ribu armada akibat harga mobil listrik yang mahal membuat ekspansi terhambat," kata Rusli dalam risetnya awal bulan ini.
Blue Bird memperkenalkan taksi listrik pada 2019. Sejak awal, BIRD berkolaborasi dengan BYD yang tak lain merupakan produsen mobil listrik terbesar di dunia, sebagai suplier utama.