Cadangan Nikel Tersisa Tujuh Tahun Lagi, Pemerintah Diminta Lakukan Ini
Para ahli menghitung cadangan nikel nasional hanya tersisa tujuh tahun lagi.
IDXChannel - Para ahli menghitung cadangan nikel nasional hanya tersisa tujuh tahun lagi. Karena itu, nikel sebagai sumber daya alam (SDA) strategis dan kritis diminta untuk dimanfaatkan dengan sebaiknya.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengatakan, pemerintah harus segera menetapkan kebijakan pelarangan ekspor nickle pig iron (NPI) dan fero nikel atau ekspor hanya boleh untuk produk nikel dengan kandungan nikel lebih besar dari 80 persen.
"Masak yang kita ekspor berupa NPI (nickel pig iron) dan fero nikel, yang kandungan nikelnya hanya sekitar 4-10 persen. Ini kan produk setengah jadi dengan nilai tambah rendah," katanya, Senin (14/8/2023).
"Sudah begitu, ekspor produk ini tanpa dikenakan bea ekspor dan dijamin dengan harga bijih nikel input yang murah, hampir setengah dari harga internasional. Belum lagi diberikan tax holiday PPh badan, kemudahan mempekerjakan TKA dan berbagai kemudahan lainnya," imbuhnya.
Dia mengaku setuju pada usulan untuk melaksanakan moratorium pembangunan smelter kelas satu yang baru.
"Saya setuju pembangunan smelter kelas satu yang menghasilkan NPI dan Fero Nikel disetop agar kita bisa eman-eman cadangan nikel kita," ucapnya.
"Selanjutnya kita dorong pembangunan smelter kelas II, yang menghasilkan produk hilirisasi kelas II, kelas III dan seterusnya, seperti stainless steel, nikel matte dan mixed hydroxide precipitate (MHP), baterai dan lainnya, yang bernilai tambah tinggi dan memiliki efek ganda yang lebih tinggi bagi perekonomian nasional," tambah dia.
Karena itu, Mulyanto minta fokus pengembangan pengelolaan SDA ke depan adalah industrialisasi nikel, bukan hanya hilirisasi nikel.
"Program ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera melalui nilai tambah pengolahan SDA nasional yang sesuai dengan amanat konstitusi," tuturnya. (RNA)