Ini Cara Mengatur Keuangan Ala Investasi Nabi Yusuf, Yuk di Simak!
Investasi Nabi Yusuf tidak jarang membuka mata tentang pentingnya mengatur keuangan untuk masa depan.
IDXChannel – Investasi Nabi Yusuf tidak jarang membuka mata tentang pentingnya mengatur keuangan untuk masa depan. Siapa sangka konsep investasi sudah diaplikasikan sejak zaman nabi terdahulu, salah satunya zaman Nabi Yusuf.
Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (12/8/2021), kisah diawali saat Nabi Yusuf diminta untuk menerjemahkan mimpi Raja Mesir. Dalam mimpinya sang raja melihat ada tujuh ekor sapi betinya gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi betina kurus. Kemudian ada tujuh bulir gandum hijau yang dimakan oleh tujuh bulir gandum kering.
Dalam kisahnya, Nabi Yusuf yang dikenal sebagai penafsir mimpi terbaik, saat itu mengartikan bahwa mimpi Raja Mesir berarti Mesir akan mengalami masa subur selama tujuh tahun dan akan mengalami panceklik selama tujuh tahun.
Oleh karena itu, hasil panen yang terjadi selama tujuh tahun subur sebaiknya disimpan baik-baik untuk persediaan selama masa panceklik.
Dari kisah tersebut maka bisa dipetik bahwa kehidupan memiliki masa produktif dan masa tidak produktif. Sehingga masa produktif sebaiknya dimanfaatkan dengan maksimal untuk dapat mengatur masa tidak produktif kelak.
Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (12/8/2021), kisah investasi ala Nabi Yusuf ini juga diaplikasikan konsepnya oleh Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi Bahana, Budi Hikmat dalam publikasi media sosialnya.
Budi beranggapan pentingnya kisah Nabi Yusuf ini tidak hanya pada investasi saja, namun juga tentang mendidik keluarga, mengatasi konflik masyarakat, kriteria pemilihan pejabat, serta menggapai kekayaan optimal.
Budi juga menjelaskan bahwa invevstasi adalah proses menanam keuntungan. Dimana menanam adalah prosesnya dan keuntungan adalah hasilnya. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah kenaikan daya beli sepanjang waktu.
“Saran pertama mengenai growth, itulah yang harus kita lakukan melalui reksa dana ataupun saham. Saran kedua soal protection dan preservation bisa dicapai dengan kita membeli obligasi negara. Credit risk-nya akan zero dan imbal hasilnya bahkan bisa mengalahkan inflasi baik dari kupon ataupun capital gain,” ujarnya, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (12/8/2021).
Saran ketiga, tambah Budi, yaitu dengan mendistribusikan keuntungan dari hasil kegiatan pertama dan kedua. Distribusi bisa dilakukan dengan memperluas aset melalui reksa dana pasar uang, reksa dana saham, membeli aset properti hingga membeli kebun.
Dari kisah Nabi Yusuf tersebut Budi berkesimpulan ada tiga instrumen investasi utama, yakni saham, obligasi dan pasar uang. Ketiga instrumen ini bisa diinvestasikan melalui wadah reksadana dengan memperhatikan fase pertumbuhan, proteksi dan distribusi.
(SANDY)