ECONOMICS

Peremajaan Butuh Dana Besar, Anggaran Alutsista RI Jauh Dibawah Ideal

Rina Anggraeni 27/04/2021 14:38 WIB

Selain alokasi kecil, anggaran juga memiliki ketimpangan antar matra.

Anggaran alutsista RI jauh di bawah ideal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Musibah KRI Nanggala perlu diikuti dengan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penganggaran  ketahanan nasional termasuk ketersediaan investasi dan ketimpangan anggaran antar matra. 

Ekonom Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengatakan anggaran Alutsista saat ini mengalami ketimpangan antar matra. Tercatat bahwa pada APBN 2020 TNI AD dengan alokasi alutsista sebesar Rp4,5 miliar, Sementara, TNI AL  alokasi alutsista Rp4,1 miliar dan TNI AU alokasi alutsista Rp2,1 miliar.

"Selain ketimpangan antar matra, alokasi peremajaan alutsista dibandingkan komponen lain- lain juga terbilang kecil. Total alokasi alutsista sebesar 10,7 miliar. Idealnya masing-masing matra memiliki anggaran peremajaan Alutsista sekitar Rp45-50 miliar pertahun  atau total 135-150 miliar," ujar Hidayat di Jakarta, Selasa (27/4/2021).

Hidayat menyadari upaya peremajaan Alutsista nasional adalah mahal.  Oleh karena itu  diperlukan langkah kreatif dari pengambil kebijakan pertahanan saat ini, salah satunya  melalui aktivasi BUMN pertahanan yang masif.

“Untuk meremajaan alutsista nasional, Indonesia perlu mengaktivasi kemampuan BUMN ketahanan. Saat ini Pemerintah berencana membangun program kemandirian  sistem pertahanan melalui pembentukan holding BUMN pertahanan. Holding ter-sebut  meliputi lima BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, PT Pindad, PT PAL dan PT Dahana,” ujar Hidayat.

Hidayat melihat holding BUMN pertahanan masih sangat lamban implementasinya. Adapun, jolding BUMN pertahanan tersebut masih dalam bentuk blueprint yang belum dilaksanakan. Kelambanan tersebut karena rendahnya kemampuan BUMN pertahanan dalam menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Padahal bila Holding BUMN Pertahanan bisa diimplementasikan cepat, Peremajaan Alutsista  Indonesia akan lebih murah dan lebih cepat sehingga sistem pertahanan mandiri dan  kuat dapat terwujud,” ujarnya. (TIA)

SHARE