Tuntut Pembayaran Klaim, Korban Bumiputera Sambangi Kantor OJK
Saat ini, kondisi AJB Bumiputera semakin tidak jelas dan tidak ada tanda-tanda akan kunjung beres masalahnya.
IDXChannel - Kelompok Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera melakukan aksi demo untuk ketiga kalinya. Mereka melakukan aksi damai sambil menyuarakan suara hati para nasabah yang menjadi korban gagal bayar asuransi.
Saat ini, kondisi AJB Bumiputera semakin tidak jelas dan tidak ada tanda-tanda akan kunjung beres masalahnya.
Karena itu aksi kali ini dilakukan di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI sebagai regulator yang bertugas mengawasi industri keuangan di republik ini. Aksi damai ini dilakukan di kantor OJK, Wisma Mulia 2, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Fien Mangiri sebagai Koordinator Kelompok Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera, mengatakan aksi damai kali ketiga ini ditujukan ke OJK agar regulator ini lebih aktif membantu menyelesaikan kasus gagal bayar ini yang tertunda sangat lama.
Ada dua tuntutan dalam aksi damai di OJK, setelah dua aksi serupa digelar di kantor pusat Bumiputera di Jalan MH Thmrin, Jakarta Pusat, pada tahun lalu.
“Tuntutan pertama, OJK segera menyetujui pencairan kelebihan dana cadangan Bumiputera yang ada di OJK. Supaya manajemen Bumiputera dapat membayar klaim pemegang polis anggota kelompok kami yang data-datanya sudah diserahkan ke OJK. Kedua, kami juga meminta OJK membatalkan kebijakan moratorium di Bumiputera karena mempersulit pemegang polis mengajukan pemutusan klaimnya,” ujar Fien kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Fien menjelaskan kelompoknya menghimpun para pemegang polis asal Jabodetabek dan Jawa Barat, serta beberapa wilayah di Indonesia.
Kelompok ini sudah mengumpulkan dan menyerahkan data-data pemegang polis yang berstatus habis kontrak (HK), penebusan, meninggal dunia, dan dana kelangsungan belajar (DKB) kepada manajemen Bumiputera dan OJK.
Total ada sekitar 500 polis yang dikumpulkan dengan nilai tunai klaim sekitar Rp 18 miliar. “Kami sudah tiga kali melakukan aksi damai ini, karena janji pencairan tidak kunjung tuntas. Kebutuhan kami di masa pandemi semakin banyak. Padahal kalau klaim itu cair sangat membantu kami untuk mencukupi kebutuhan harian dan yang terpenting biaya pendidikan anak-anak. Karena rata-rata kami membeli polis asuransi pendidikan di Bumiputera,” tambah Fien. (Sandy)