IHSG Berpotensi Kembali Menguat Hari Ini, Cek Saham Rekomendasi
Pada laporan keuangan per 31 Maret 2021, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp61,46 miliar.
IDXChannel - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatatkan rugi bersih pada kuartal I-2021. Pada laporan keuangan per 31 Maret 2021, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp61,46 miliar. Hal itu berbanding terbalik dari 31 Maret 2020 dimana emiten pengelola KFC tersebut mencetak laba sebesar Rp5,41 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,08 triliun atau turun 28,66 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,51 triliun dengan rugi per saham dasar Rp15.
Adapun pendapatan emiten pengelola restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) ini terdiri atas makanan dan minuman, komisi atas penjualan konsinyasi, dan jasa layanan antar. Makanan dan minuman menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp1,06 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp1,49 triliun.
Kemudian, komisi atas penjualan konsinyasi CD dari PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia tercatat Rp12,80 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp20,64 miliar, dan jasa layanan antar tercatat Rp2,48 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp958,99 juta. Sementara itu, penghasilan operasi lain menurun menjadi Rp7,69 miliar dibanding sebelumnya Rp21,41 miliar.
Manajemen Fast Food Indonesia menjelaskan, melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk menahan penyebaran Covid-19 mengakibatkan gangguan operasional yang menyebabkan penurunan penjualan yang tidak diperkirakan sebelumnya.
"Akibatnya, Perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan yang negatif untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2021 dan mengalami kerugian bersih sebagaimana diungkapkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain," tulis manajemen Fast Food Indonesia pada laporan keuangan.
Menanggapi kondisi di atas, tindakan yang telah dan akan diambil oleh Perseroan diantaranya adalah pengurangan kegiatan pemasaran dan dukungan dana, penurunan biaya dan memperbaiki efisiensi biaya. Di sisi lain, Perseroan telah menawarkan berbagai promosi penjualan ke pelanggan secara signifikan untuk memulihkan tingkat penjualan
Selain itu, tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil yang tidak dapat diduga dari pandemi ini dapat mempersulit untuk memperkirakan dampak terhadap keuangan dari pandemi tersebut.
"Saat ini, tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dari asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan termasuk dampak apa pun terhadap pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan Perusahaan di masa mendatang," tulis manajemen Fast Food Indonesia.
FAST mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal I-2021 menjadi Rp410,22 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp585,14 miliar, dan beban penjualan & distribusi juga turun menjadi Rp149,81 miliar dari sebelumnya Rp189,41 miliar. Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp11,42 miliar dari sebelumnya Rp9,85 miliar.
Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp163,63 miliar, kas neto digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp111,58 miliar, dan kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp30,72 miliar.
Fast Food Indonesia mencatatkan liabilitas sebesar Rp2,30 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,18 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp3,49 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp3,72 triliun.(TIA)