News

MTI: Tarif ERP di Jakarta Harusnya Rp75 Ribu, Biar Jera!

M Fadli Ramadan 20/01/2023 10:26 WIB

MTI menilai wacana pengenaan tarif jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan di Jakarta Rp5.000-Rp19.000 terlalu murah.

MTI: Tarif ERP di Jakarta Harusnya Rp75 Ribu, Biar Jera! (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai wacana pengenaan tarif jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan di Jakarta Rp5.000-Rp19.000 terlalu murah, harusnya Rp75.000.

Seperti diketahui, penerapan ERP sudah tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Pengendalikan Lalu Lintas Secara Elektronik (PL2SE).

Dalam Raperda tersebut, setidaknya terdapat 25 ruas jalan yang akan menerapkan ERP dan telah memenuhi syarat. Nantinya, seluruh jenis kendaraan bermotor baik konvensional maupun listrik diwajibkan membayar.

Saat ini, tarif yang diwacanakan adalah Rp5.000-Rp19.000 berdasarkan penuturan Kepala Unut Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik Dinas Perhubungan Zulkifli. Namun, penetapan tarif tersebut dianggap tak sesuai.

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Ketua Bidang Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan seharusnya tarif yang ditetapkan lebih tinggi atau mencapai batas maksimal.

“Tarif yang dikenakan bisa ditinggikan lagi, tarif Rp5.000–Rp20.000 masih terlalu rendah, batas tertinggi bisa mencapai Rp75 ribu. Tujuannya, agar ada efek jera menggunakan kendaraan pribadi secara berlebihan di jalan umum,” kata Djoko dalam keterangan tertulis.

Djoko sendiri mengaku mendukung penerapan ERP di sejumlah ruas jalan DKI Jakarta karena tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi. Menurutnya, ini bisa membawa masyarakat beralih ke angkutan umum.

“Manfaat dari sisi transportasi dapat meningkatkan pelayanan angkutan umum massal, mendorong peralihan kendaraan pribadi ke angkutan umum massal, mewujudkan tarif angkutan umum massal lebih terjangkau, dan meningkatkan kinerja lalu lintas,” ujarnya.

Cara ini, mnurut Djoko juga dapat memaksa pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke kendaraan umum apabila menginginkan pengeluaran yang lebih sedikit untuk beraktivitas di Jakarta.

Sebaik apapun angkutan umumnya, sebutlah misalnya MRT sudah terbangun di seluruh sudut Jakarta, tetap saja tidak akan bisa mengalahkan nyamannya menggunakan mobil. Karena menggunakan mobil ada fleksibilitas. Dengan ERP masyarakat dipaksa rasional dalam memilih moda angkutan umum,” ucapnya.

Selain itu, transportasi massal di Jakarta juga disampaikan oleh Djoko sudah jauh lebih baik dibandingkan di masa lalu. Hanya saja armadanya yang kurang banyak sehingga terjadi penumpukan saat jam-jam tertentu.

“Angkutan umum di Jakarta sudah cukup baik. Pengguna kendaran pribadi harus dipaksa keluar dari mobil dan mau naik angkutan umum,” pungkas Djoko. (RRD)

SHARE