Halal Awareness Bikin Prospek Asuransi Syariah RI Menjanjikan
Sama halnya dengan industri perbankan syariah nasional yang tumbuh melesat, asuransi syariah pun membutuhkan momentum pendongkrak.
IDXChannel - Mayoritas penduduk muslim Indonesia menginginkan transaksi keuangannya diselesaikan secara syariah oleh institusi yang bisa dipercaya, relatif besar, stabil secara keuangan, dan mampu memberikan berbagai kemudahan.
Sama halnya dengan industri perbankan syariah nasional yang tumbuh melesat, asuransi syariah pun membutuhkan momentum pendongkrak. Hal ini agar memberikan berkontribusi yang semakin besar terhadap pertumbuhan industri keuangan dan perekonomian nasional.
Ekonom Universitas Paramadina Handi Risza Idris menilai, pada dasarnya industri asuransi syariah di Indonesia memiliki prospek dan potensi yang menjanjikan.
"Karena selain Indonesia memiliki penduduk mayoritas muslim, dalam beberapa waktu terakhir juga terjadi peningkatan halal awareness syariah di kalangan menengah dan generasi muda khususnya milenial," katanya dikutip dari laman Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Rabu (12/10/2022).
Berdasarkan data OJK per Juni 2022, jumlah perusahaan asuransi yang masih berbentuk UUS mencapai 45 perusahaan. Total asetnya sudah Rp44,25 triliun dengan pangsa pasar 5,3%.
Sementara itu, total aset asuransi syariah mengalami penurunan sebesar 1,65% (yoy) pada 2021. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan aset yang terjadi di masing-masing subsektor, yaitu sebesar 3,71% (yoy) pada asuransi jiwa syariah dan 6,88% (yoy) pada reasuransi syariah.
Sama halnya dengan investasi asuransi syariah, yang juga mengalami penurunan sebesar 4,41% (yoy). Ini dikarenakan sebagian besar aset asuransi syariah yang ditempatkan pada instrumen investasi dan tidak bisa dilepaskan dari dampak yang ditimbulkan pasca Covid-19.
"Di mana dari tahun 2020-2021 perekonomian nasional mengalami perlambatan yang cukup signifikan," katanya.
Ia menambakan, sektor asuransi syariah dan industri keuangan syariah secara keseluruhan masih kekurangan SDM yang berkualitas.
"Namun seiring dengan perkembangan teknologi digital, maka sektor keuangan dan asuransi syariah dapat menyediakan layanan yang lebih cepat dan mudah, sekaligus dapat menjangkau konsumen dengan cakupan yang lebih luas dalam memanfaatkan bonus demografi yang sedang terjadi," pungkasnya.
(DES/ Rita Hanifa)