IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) mengatakan lahirnya industri fintech lending didorong tingginya credit gap di Indonesia, yakni mencapai Rp1.650 triliun per 2018.
"Khususnya di kalangan masyarakat unbanked dan underserved. Kehadiran fintech lending diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dari masalah tersebut," ujarnya dalam konferensi pers di Wisma Mulia 2, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Industri fintech lending, kata dia, terbukti dapat memberikan kemudahan layanan finansial di tengah masih banyaknya masyarakat Indonesia masih masuk ke dalam kategori unbanked.
Hingga September 2022 saja, Industri ini berhasil mencatatkan agregat penyaluran pendanaan mencapai Rp455 triliun yang disalurkan oleh 960.396 pemberi pinjaman atau lender kepada 90,21 juta penerima pinjaman atau borrower," urainya.
Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta asosiasi dan pelaku industri memperkuat sinergi melalui Indonesia Fintech Summit (IFS) yang berlangsung pada 10-11 November 2022 di Bali.
Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir, menyatakan, IFS akan menghadirkan perusahaan-perusahaan fintech anggota AFTECH, juga regulator seperti Bank Indonesia dan OJK, serta para pemangku kepentingan lain di industri fintech, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri.
“Sebagai Asosiasi yang resmi ditunjuk oleh OJK untuk menaungi penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD), ajang IFS menjadi upaya AFTECH untuk meraih visi, yakni mendorong inklusi keuangan melalui layanan keuangan digital,” ungkap Pandu. (NIA)