Cluster Chief Executive Officer Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the Philippines) Standard Chartered, Andrew Chia mengatakan pengalihan ini merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group yang diumumkan pada 2021.
4. ANZ
Pada 2018, PT Bank ANZ Indonesia juga telah melepas divisi retail mereka ke PT Bank DBS Indonesia.
Bank asal Australia ini resmi dicaplok DBS Bank Ltd. pada Oktober 2016. Akuisisi yang dilakukan meliputi aset dari bisnis wealth management dan ritel milik ANZ di Singapura, Hong Kong, China, Taiwan dan Indonesia sekitar SGD 110 juta.
Portofolio bisnis ANZ yang diakuisisi DBS mencakup di Singapura, Hong Kong, China, Taiwan dan Indonesia.
Pasar di wilayah ini mewakili total nilai deposit sejumlah SGD 17 miliar, pinjaman sebesar 11 miliar dolar Singapura, investasi sebesar SGD 6,5 miliar dalam AUM, dan total pendapatan sebesar SGD825 juta untuk tahun finansial 2016.
Diketahui saat itu ANZ melayani 1,3 juta nasabah di mana 10 ribu diantaranya merupakan nasabah wealth dan 1,2 juta lainnya adalah nasabah perbankan ritel.
Pengambilalihan bisnis retail dan wealth management ANZ di Indonesia ini dirampungkan pada 10-11 Februari 2018.
Pasar pertama yang telah diselesaikan dalam pengambilalihan tersebut adalah China pada 17 Juli 2017. Diikuti oleh Singapura pada 7 Agustus 2017, dan Hong Kong pada tanggal 11 September 2017 serta Taiwan pada 11 Desember 2017.
"Saya senang bahwa bisnis kami di dua institusi perusahaan ini, yaitu Bank DBS Indonesia dan ANZ Indonesia, berhasil diintegrasikan. Pengambilalihan ini selanjutnya akan memperkuat posisi bank kami di Indonesia," kata President Director DBS Bank Indonesia Paulus Sutisna keterangan tertulis, 12 Februari 2018 lalu.
Bank ANZ didirikan pada tahun 1838, yang saat ini menjadi kantor pusat dunia ANZ di 833 Collins Street, Melbourne.
5. Rabobank
PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia) juga mengumumkan berhenti operasi di Indonesia pada 2019.
Hal ini disampaikan secara resmi oleh PT Bank Rabobank International Indonesia dalam suratnya kepada nasabah. Perusahaan ini mengumumkan penghentian operasional Rabobank Indonesia atas wewenang pemegang saham pengendali.
"Keputusan ini merupakan keputusan yang sulit namun merupakan bagian utama dari strategi global Rabobank Group terkait visi Banking for food yang terfokus kepada rantai pasok internasional untuk sektor pangan dan agrikultur," tulis manajemen dalam keterangan tertulisnya.
Rabobank Indonesia merupakan bagian dari grup Rabobank asal Belanda. Rabobank menjadi penyedia layanan finansial internasional yang beroperasi berdasarkan prinsip koperasi.
Layanan yang ditawarkan adalah bank ritel, perbankan korporasi, private banking serta real estate dan leasing. Rabobank melayani sekitar 8,7 juta nasabah dan beroperasi di 38 negara.
Rabobank group terdiri dari cooperatieve rabobank U.A dan anak perusahaan terkonsolidasi di Belanda dan luar Belanda.
Ciut Lawan ‘Big Four’ Perbankan RI?
Kinerja bank-bank asing yang akhirnya harus gulung tikar dinilai merupakan dampak dari persaingan yang semakin ketat dengan bank-bank lokal.
Diketahui, empat bank lokal besar kini merajai pasar keuangan Indonesia yang biasa dikenal sebagai ‘big four’ di pasar modal Indonesia. Di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Tiga dari empat bank tersebut merupakan bank pelat merah alias milik pemerintah. (Lihat grafik di bawah ini.)
Hal ini tercermin dari pangsa kredit yang dimiliki bank asing hanya mencapai 2,5 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan industri perbankan Tanah Air.
Total, bank asing telah menyalurkan kredit Rp170,21 triliun per Agustus 2023. Begitu juga dari sisi pendanaan, bank asing hanya mampu meraup 3,07 persen dana pihak ketiga (DPK) dari keseluruhan simpanan nasabah di bank.
Sehingga, total DPK yang diraup bank asing mencapai Rp248,67 triliun. Sejumlah lini bisnis, seperti bisnis konsumer juga sulit dikembangkan oleh bank asing di dalam negeri.
Di bisnis KPR misalnya, bank asing kalah penetrasi produk banyak bank lokal yang lebih dipercaya konsumen. Di bisnis kartu kredit, persaingan bank asing saat ini tak hanya dengan bank lokal, namun juga ditambah dengan eksistensi paylater.
Tak hanya bank asing, secara keseluruhan, Bank Indonesia (BI) melaporkan tingkat pembiayaan korporasi dan penyaluran kredit baru oleh perbankan mengalami sedikit penurunan pada Oktober dibandingkan September 2023.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono menjelaskan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2023 terindikasi tumbuh dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT)sebesar 82,1 persen.
Namun, angka itu lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat 92,6 persen pada September 2023.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Agustus 2023, bank asing atau kantor cabang bank luar negeri hanya mempunyai pangsa aset 4,78 persen di industri perbankan Indonesia. Total aset bank asing itu mencapai Rp529,02 triliun.
Jika dilihat dari jumlah simpanannya, berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), uang simpanan nasabah di bank umum secara nasional mencapai Rp 8203 triliun per September 2023.
Mayoritas simpanan nasabah tersebut berada di bank milik badan usaha milik negara (BUMN) dengan nominal Rp 3.498 triliun. Jumlah ini naik 9,1 persen (yoy), dan porsinya setara 42,6 persen dari total simpanan di bank umum. (Lihat grafik di bawah ini.)
Selanjutnya, nominal simpanan di bank swasta nasional mencapai Rp3.449 triliun meningkat 5,4 persen yoy dengan porsi porsi 42 persen. Sementara, simpanan nasabah di Bank Pembangunan Daerah (BPD) naik 3 persen yoy menjadi Rp742 triliun dengan porsi 9 persen.
Sementara nominal simpanan di bank asing turun 2,3 persen yoy menjadi Rp269 triliun dengan porsi hanya 3,3 persen, diikuti simpanan di bank campuran yang naik 5 persen yoy menjadi Rp245 triliun dengan porsi 3 persen.