"Di sini Bank Indonesia mulai memesan produk-produk kain bentenan, mulai dari kain tenun, produk baju jadi. Jadi itu berlangsung secara intensif di tahun 2025 ini," katanya.
Mark menambahkan, yang menjadi ciri khas kain bentenan itu sejatinya adalah dari motif.
"Jadi motif ini adalah filosofi hidup masyarakat Sulawesi Utara dari dua abad yang lalu. Dari sembilan suku-suku etnis di Sulawesi Utara, masing-masing motif ini merepresentasikan budaya, world view, dan juga cara mereka menjalani kehidupan pada masanya," katanya.

Mitra Bank Indonesia Sulawesi Utara yang bergerak di wastra, yakni Krisma Kain Bentenan. (Nur Ichsan Yuniarto/IDXChannel)
Untuk motif yang paling khas, kata dia, itu sebenarnya motifnya itu kayu upatola.
"Kayu upatola itu yang dipakai oleh Pak Presiden Prabowo Sudianto untuk acara Natal Nasional. Jadi motifnya ini dipakai di acara Natal Nasional 2024 lalu, dan motif ini itu melambangkan geometris persemakmuran," kata Mark.
Mark mengatakan, pemasaran kain tenun khas Sulawesi Utara ini dibantu juga oleh Bank Indonesia.
"Melalui proses konsinyasi, jadi kami dibantu dengan pemasaran oleh Bank Indonesia Sulawesi Utara dan Bank Indonesia Pusat," kata dia.
Selain itu, dia juga merasakan kemudahan pembayaran digital dari Bank Indonesia yakni QRIS. Menurutnya, digitalisasi ini sangat membantunya untuk melancarkan transaksi.
"Kami ini kan sekarang bisa dibilang cakupan demografinya cukup luas ya, mulai juga dari wisatawan mancanegara sampai wisatawan lokal. Jadi kami menerima semua macam jenis pembayaran. Ada QRIS terlebih lagi yang cukup luas digunakan, itu sangat memudahkan kami," kata dia.