IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatat penyaluran kredit sepanjang 2023 mencapai Rp13 triliun. Angka ini tumbuh 38% dari akhir 2022 yang sebesar Rp9,4 triliun.
"Penyaluran kredit Bank Jago tetap dilakukan secara berkualitas. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,8% pada tahun lalu," ujar a Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (22/3/2024).
Pertumbuhan kredit tersebut berdampak positif terhadap pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp1,6 triliun sepanjang 2023 lalu.
Sementara laba bersih setelah pajak (net profit after tax) Bank Jago mencapai Rp72 miliar atau naik 355% dari 2022 yang sebesar Rp16 miliar.
Hingga akhir 2023 Bank Jago berhasil membukukan aset Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp17 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 62%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
“Sepanjang 2023 kami mampu menjaga pertumbuhan bisnis tetap positif dan sehat dengan memperhatikan potensi risiko yang ada. Ini tentu akan menjadi momentum yang baik untuk kami bertumbuh secara berkelanjutan di 2024,” tutur Arief.
Jumlah dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp12,1 triliun atau tumbuh 46% dibandingkan dengan perolehan pada akhir 2022 yang sebesar Rp8,3 triliun. Lebih dari 65% DPK berasal dari current account and savings account (CASA) atau yang mencapai Rp7,9 triliun sedangkan 34,7% atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Pada akhir 2023, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 10,2 juta nasabah, termasuk 8,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 3 juta nasabah, dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang sebanyak 5,1 juta nasabah.
(DES)