Bank berkode emiten BMRI ini menyediakan pembiayaan rumah bersubsidi FLPP dengan proses terintegrasi dan digitalisasi layanan. Di luar aspek pembiayaan perumahan, Bank Mandiri juga menawarkan dukungan menyeluruh bagi rumah sakit melalui layanan transaksi korporasi, value chain financing, solusi digital Kopra by Mandiri, hingga produk perbankan untuk dokter dan staf medis lainnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan operasional rumah sakit, khususnya dalam menjaga likuiditas dari arus kas layanan, Bank Mandiri juga menghadirkan program BPJS Invoice Financing. Layanan ini memungkinkan rumah sakit memperoleh pencairan lebih awal atas tagihan yang telah diajukan ke BPJS Kesehatan sebelum tanggal jatuh tempo.
Ketua Umum ARSSI Iing Ichsan Hanafi menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi dengan Bank Mandiri merupakan upaya nyata dalam memperjuangkan hak-hak tenaga kesehatan terhadap hunian yang layak, sekaligus mendukung stabilitas sektor layanan kesehatan swasta.
"Bank Mandiri hadir di saat yang tepat. Kami berharap kolaborasi ini bisa menjadi solusi konkret bagi tenaga kesehatan dalam memiliki rumah dengan skema pembiayaan yang sesuai kemampuan," kata Iing.
Sebagai informasi, hingga Mei 2025 volume transaksi nasabah Bank Mandiri yang merupakan anggota ARSSI tercatat tumbuh 6 persen secara tahunan, dari Rp8,7 triliun menjadi Rp9,2 triliun. Secara lebih luas, volume transaksi Bank Mandiri di sektor kesehatan juga naik 6 persen dari Rp40 triliun pada 2024 menjadi Rp42 triliun di 2025.
(Dhera Arizona)