Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Hengky Suryaputra menambahan, Bank Sampoerna berkomitmen untuk selalu meningkatkan transformasi digital yang sampai saat ini telah dijalankan.
"Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” ujar Henky Suryaputra.
Adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di banyak wilayah di Indonesia hingga kuartal III 2021, tidak dapat dihindari mempengaruhi jumlah permintaan kredit yang diterima dan penyaluran kredit yang dilakukan. Total kredit Bank Sampoerna stabil di Rp 8,0 triliun pada akhir September 2021 dan diharapkan akan mencapai Rp 8,4 triliun di akhir tahun 2021.
Henky Suryaputra lebih lanjut menyampaikan bahwa kualitas kredit merupakan hal lain yang sungguh-sungguh diperhatikan oleh Bank Sampoerna. Rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dapat dijaga pada level 2,9 persen.
Beban penyisihan penurunan nilai kredit yang dilakukan pada 9 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 171 miliar, atau meningkat 22 persen dibandingkan dengan yang dibukukan pada tahun lalu. Hal ini menjadikan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap total aset produktif meningkat 76 basis poin menjadi 3,74 persen pada akhir September 2021.